Tahukah kalian Perbedaan Pendidikan Negara Kita dengan Negara lain ?

Sekolah. Merupakan sebuah kata yang tidak asing lagi di telinga kita. Sekolah merupakan kegiatan wajib yang ditempuh oleh mayoritas orang di seluruh dunia. Di penjuru dunia, sekolah sudah menjadi kewajiban yang harus dipenuhi oleh semua orang. Wajib belajar 12 tahun di Indonesia dan wajib belajar 9 tahun di Jepang merupakan contoh kebijakan yang ditetapkan oleh Negara untuk membentuk mutu sumber daya manusia di Negara tersebut. Karena dengan belajar/sekolah seseorang akan memperoleh ilmu yang berguna untuk membangun bangsa. Oleh karena itu pendidikan merupakan sektor yang sangat diperhatikan dan dikembangkan di semua Negara. Dengan kualitas sumber daya manusianya yang baik dan memiliki intelektual yang tinggi, maka Negara tersebut akan mendapatkan jati diri yang besar di mata dunia dan kesejahteraan Negara pasti akan meningkat.
Kualitas pendidikan di setiap Negara tentu berbeda. Negara-negara maju mempunyai kualitas pendidikan yang sangat baik. Contoh, Jepang, Finlandia, dan London. Negara tersebut mempunyai kualitas pendidikan di atas rata-rata Negara lain. Di samping memiliki sumber daya manusia yang baik, Negara-negara tersebut mempunyai sistem pendidikan yang sangat baik. Kita ambil contoh Finlandia. Finlandia merupakan Negara dengan kualitas pendidikan terbaik di dunia. Mengapa demikian ?
  1. Finlandia mewajibkan rakyatnya untuk mempelajari Bahasa Inggris dan wajib membaca buku setiap minggu.
  2. Finlandia memberi pendidikan gratis kepada rakyatnya sejak Taman Kanak-kanak sampai jenjang uni
  3. Finlandia mewajibkan belajar pada usia 7-14 tahun.
  4. Finlandia menyediakan fasilitas guru pendamping kepada anak-anak yang lamban dalam berpikir dan memberikan bimbingan privat kepada mereka.
  5. Finlandia mewajibkan guru melaporkan evaluasi belajar setiap siswa.
  6. Finlandia sangat memperhatikan pendidikan di sekolah dasar. Karena di masa sekolah dasar siswa terletak pada posisi yang sangat cemerlang.
  7. Finlandia menyediakan fasilitas gratis untuk semua pembelajaran.
  8. Finlandia tidak pernah segan untuk mengeluarkan dana untuk meningkatkan mutu belajar.
  9. Masyarakat miskin atau kaya. Semua mendapatkan hak yang sama dalam pendidikan sampai mereka meraih cita-cita.
  10. Finlandia memberi fasilitas gratis berupa makan dan minum di sekolah dan transportasi menuju ke sekolah.
Jika kita menyimpulkan dari sistem pendidikan di Finlandia, sangat mendukung peningkatan mutu pendidikan. Maka tidak heran jika Finlandia menjadi Negara dengan kualitas pendidikan terbaik di dunia. Tentu setiap Negara mempunyai kualitas pendidikan yang berbeda-beda. Tidak semua Negara memperhatikan sektor pendidikan. Bahkan pendidikan hanya dijadikan lahan politik. Ayo kita melihat pendidikan di Negara kita. Bagaimana sebenarnya kualitas pendidikan di Negara kita ? apakah sudah bisa dikatakan baik ?. Sistem pendidikan di Indonesia :
  1. Sistem pendidikan di Indonesia terdapat banyak evaluasi tes yang memberatkan siswanya, dari ulangan harian, ujian kenaikan kelas, ujian nasional dan lain-lain. Berbeda dengan Finlandia yang meminimalisir evaluasi tes.
  2. Sistem pendidikan di Indonesia memiliki KKM yang menyebabkan siswanya banyak yang tinggal kelas karena tidak bisa mencapai KKM yang disyaratkan. Jika di Finlandia, guru akan membimbing anaknya yang tertinggal agar bisa naik kelas. Jadi tidak akan ada yang tertinggal.
  3. PR merupakan hal yang wajar di Indonesia. Guru menganggap PR merupakan sesuatu hal yang penting diberikan agar melatih disiplin siswa. Namun jika di Finlandia guru tidak memberikan beban pekerjaan rumah untuk siswanya. Minimal hanya menyita waktu 30 menit di rumah.
  4. Guru di Indonesia rata-rata berpendidikan S1. Jika di Finlandia semua S2.
  5. Indonesia masih menerima pengajar berjenjang S1 yang memiliki nilai pas-pasan. Namun di Finlandia hanya guru-guru yang memiliki prestasi terbaik yang diperbolehkan untuk mengajar.
  6. Indonesia memiliki standar kompetensi atau RPP yang harus ditaati oleh guru sebagai acuan pembelajaran. Berbeda dengan Finlandia yang membebaskan semua guru untuk memberikan cara pengajaran sesuai dengan pertimbangan mereka.
  7. Proses belajar mengajar di Indonesia jarang menggunakan sistem belajar yang menyenangkan. Lebih sering membuat suasana belajar yang serius dan tegang. Berbeda dengan Finlandia yang membuat suasana belajar yang menyenangkan namun materi tetap tersampaikan dengan baik.
  8. Pelajaran Bahasa Inggris di Finlandia sudah dimulai sejak kelas 3 SD.
  9. Jumlah hari sekolah di Indonesia sangatlah banyak yaitu mencapai 220 hari dalam satu tahun. Berbeda dengan Finlandia yang hanya memakan 190 hari dalam satu tahun. Indonesia masih menganggap jika lebih sering masuk sekolah maka anak akan makin pintar.
Jika kita membuat kesimpulan dari perbandingan sistem pendidikan di Indonesia dengan sistem pendidikan di Finlandia sangat jauh. Mungkin disebabkan oleh perbedaan kualitas sumber daya manusia, pemerintahan, dan juga budaya di Indonesia. Banyak permasalahan dunia pendidikan Indonesia. Mari kita sebagai mahasiswa membantu meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan di Indonesia dengan memberi sesuatu yang bermanfaat kepada Indonesia melalui program yang dibuat oleh menteri pendidikan kita ( Anis Baswedan, lulusan Fakultas ekonomi dan bisnis UGM ) yaitu “Indonesia Mengajar”. Indonesia mengajar merupakan sebuah usaha kecil dari kita untuk ikut mencerdaskan tanah air.

Membangun Riset Perguruan Tinggi


PROFESOR digugat. Mengapa dan apanya yang digugat? Ada yang mengatakan jumlah profesor di negeri kita terlalu sedikit (hanya sekitar 5.000 orang). Yang lain bilang publikasi profesor Indonesia kurang. Bahkan ada yang menyatakan syarat meraih jabatan profesor terlalu mudah. Jangan-jangan ada yang berpendapat, profesor gajinya besar, tapi kinerjanya tidak beda dengan dosen lain yang bukan profesor.

Yang jelas, dulu profesor banyak yang menderita karena gajinya hanya Rp5 juta per bulan, tetapi di era pemerintahan SBY jabatan profesor diberi apresiasi, yaitu tunjangan guru besar senilai dua kali gaji pokok ditambah tunjangan sertifikasi yang juga diterima dosen-dosen nonguru besar sebesar satu kali gaji pokok. Saat ini banyak profesor yang sudah bisa bernapas lega, tidak lagi dikejar-kejar kebutuhan hidup.

Profesor atau guru besar mempunyai tugas utama mendidik mahasiswa. Saking pentingnya darma pendidikan ini, seorang dosen apalagi profesor diharapkan tidak pernah absen dalam mengajar. Kalau toh sampai tidak hadir di kelas, maka dia harus mencari hari lain sebagai gantinya. Urutan kedua yang menjadi tugas profesor adalah melakukan darma penelitian. Kinerja guru besar dapat diukur dari publikasinya di berbagai jurnal ilmiah nasional maupun internasional. Publikasi ini tentunya berdasarkan hasil riset yang bersangkutan. Tugas ketiga adalah pengabdian pada masyarakat, yang sering hanya menjadi pelengkap, namun tetap harus ada dan dilakukan. Ketiga tugas ini disebut tridarma perguruan tinggi.

Tulisan ini akan memfokuskan pada riset yang memang lebih banyak disorot untuk mengukur kinerja profesor. Kegiatan riset menjadi kurang menantang kalau dana riset terbatas. Dana penelitian dari Ditjen Dikti yang sebagian besar “hanya” Rp100 juta atau Rp150 juta per judul riset ibarat hanya menggoyang-goyang peneliti untuk melakukan riset, tetapi tidak peduli kualitas riset seperti apa yang dihasilkan. Kualitas riset akan sangat ditentukan oleh besarnya dana penelitian. Menurut saya, sebuah riset yang bagus rata-rata memerlukan dana sekitar Rp300 juta.

Penulis sejak 2005 dan secara berkesinambungan tiap 1-2 tahun mendapatkan dana hibah penelitian (research grants) dari luar negeri, misalnya dari Neys-van Hoogstraten Foundation, Belanda; juga dari the Nestle Foundation, Swiss. Dalam hibah ini penulis sebagai seorang guru besar juga melibatkan dosen-dosen muda baik yang masih bergelar S-2 maupun S-3. Ini merupakan bentuk pembinaan staf muda agar mereka mampu berkompetisi dengan peneliti dan dosen luar negeri untuk mendapatkan hibah penelitian. Besar dana yang dapat diraih adalah USD25.000 - 70.000 per judul penelitian, suatu jumlah yang signifikan untuk menghasilkan karya penelitian yang berkualitas.

Ketika hasil riset tersebut akan dipublikasikan di jurnal internasional, sebagian pengelola jurnal mengenakan publication fee yang besarnya USD300-600. Untungnya, sponsor riset dari luar negeri mau menanggung fee tersebut sehingga peneliti tidak terbebani dengan biaya publikasi yang cukup mahal untuk ukuran kantong dosen Indonesia. Bahkan bila hasil penelitian akan diseminarkan dalam forum internasional yang biayanya bisa mencapai Rp20 juta (termasuk ongkos pesawat, hotel, dan akomodasi lainnya), sponsor luar negeri bersedia menanggungnya karena masih terkait dengan riset yang dulu didanainya. Urusan administrasinya tidak bertele-tele, cepat, dan membuat peneliti merasa nyaman.

Evaluasi proposal dari hibah luar negeri sepanjang pengalaman penulis biasanya bersifat desk evaluation, artinya penilai (reviewer) yang berada di Belanda dan Swiss hanya melihat draf proposal riset yang dikirim melalui email. Penilai bisa langsung menolak kalau proposal dianggap tidak bermutu, atau menerima dengan perbaikan sesuai usulan perbaikan dari tim reviewer. Sistem penilaian ini saya anggap lebih sederhana dibandingkan yang selama ini dilakukan Ditjen Dikti. Evaluasi di Ditjen Dikti bersifat desk evaluation (sama) dan ditambah dengan kewajiban presentasi proposal untuk kemudian dilakukan tanya jawab antara penilai dengan dosen yang menulis proposal. Ironisnya, anggota tim reviewer-nya terkadang harus menelaah puluhan proposal dari dosen-dosen se-Indonesia dalam waktu beberapa hari saja, yang saya anggap terlalu singkat, sehingga saran perbaikan yang muncul tidak optimal.

Salah satu indikator universitas bermutu adalah publikasi ilmiah para dosennya. Publikasi ilmiah harus didasarkan pada hasil-hasil penelitian. Peringkat perguruan tinggi ternama di Indonesia seperti ITB, UGM, IPB, Unpad di tingkat dunia belum cukup membanggakan. Mungkin hanya UI yang bisa menembus world class university. Saat ini peneliti/dosen di Indonesia yang mendapatkan hibah riset dari dalam negeri justru disibukkan oleh laporan pertanggungjawaban keuangan yang njlimet dan dapat menyurutkan semangat untuk meneliti. Tidak jarang kegiatan penelitian belum tuntas sudah dikejar-kejar deadline penyampaian laporan akhir. Ini wujud manajemen penelitian yang seadanya. Laporan administrasi dianggap lebih penting daripada hasil penelitian.

Kita semua menyadari bahwa dunia riset di perguruan tinggi Indonesia memang masih lemah. Mungkin ada yang berpendapat bahwa penelitian yang dilakukan hanya sekadar untuk membantu kenaikan pangkat. Setelah laporan riset dijilid dan disimpan di perpustakaan, dosen sudah memperoleh kum (angka kredit).

Dosen-dosen di perguruan tinggi harus lebih proaktif berdiversifikasi menjaring dana penelitian dari berbagai sumber, termasuk dari sponsor luar negeri. Terbuka kesempatan bagi dosen-dosen yang kreatif untuk mendapatkan research grants dari mancanegara. Semuanya tergantung kemauan dan kemampuan masing-masing dosen.

Era Jokowi-JK diharapkan mampu menggugah para dosen dan peneliti untuk menghasilkan temuan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) melalui riset. Ditjen Dikti harus mengalokasikan hibah riset per penelitian dengan jumlah dana yang lebih bermakna. Kekuatan riset perguruan tinggi juga didukung keberadaan mahasiswa pascasarjana, khususnya S-3, yang salah satu persyaratan disertasinya adalah adanya unsur kebaruan dalam karya ilmiahnya. Sinergi dosen atau guru besar dengan mahasiswa pascasarjana akan semakin mengukuhkan riset sebagai tulang punggung perkembangan iptek di perguruan tinggi.

Agenda riset di perguruan tinggi harus diimplementasikan oleh semua dosennya. Sesungguhnya bukan hanya kinerja profesor yang harus ditingkatkan, tetapi kinerja seluruh dosen (termasuk yang belum guru besar) agar mereka semua mau berkomitmen membangun kampus melalui kegiatan penelitian. Visi-misi sebagian perguruan tinggi di Indonesia untuk menjadi universitas unggul di Asia Tenggara atau bahkan di dunia, atau keinginan agar universitas kita membumi dan mendunia, bisa-bisa hanya mimpi kalau roadmap riset tidak digarap dengan serius. Jalan menuju research university masih panjang. Tanpa komitmen dari dosen untuk selalu hadir di kampus dan melakukan penelitian, maka mustahil perguruan tinggi di Indonesia mampu bersaing dengan perguruan tinggi di belahan dunia lainnya.


Pacaran Islami? Mau Dong?!

Dilihat dari judul artikel sepertinya agak alay, tapi sebenarnya ini bukan judul artikel buatan saya. Ini adalah judul seminar yang diadakan di Gedung Auditorium Universitas Mulawarman, pada hari Kamis, 20 Oktober 2011, sekitar pukul 16.30, tepat pada saat saya selesai jam kuliah. Seperti biasanya, PUSDIMA (Pusat Studi Islam Mahasiswa) selalu mengadakan acara seperti ini yang dinamakan Taman Pusdima setiap hari Kamis sore, sekalian bukber bagi yang puasa senin-kamis. Tapi pada hari Kamis itu sungguh menarik saya untuk memaksakan diri hadir di tengah kelelahan setelah seharian kuliah. Sekalian biar dapat snack gratis :-).
Pada hari itu, pembicaranya adalah Ustadz Mahbub yang juga merupakan alumni Universitas Mulawarman. Beliau juga bisa menghipnotis orang, mungkin bisa dibilang beliau adalah ahli hipnoterapi.
Oke, kita langsung kepada pembahasan pokok yang sudah saya catat secara ringkas melalui seminar tersebut. Intinya adalah: “Bagaimanakah Pacaran Islami?”
Ada kata mutiara yang mengatakan: “Tidak ada asap jika tidak ada api.” Bisa diibaratkan bahwa pacaran adalah asap, sedangkan apinya adalah rasa cinta atau suka kepada lawan jenis. Jadi, kita analogikan begini, bagaimana asap bisa berwarna hitam? Mungkin yang dibakar adalah karet. Bagaimana asap bisa berbau wangi? Mungkin yang dibakar adalah ikan. Untuk bisa mengendalikan asap sesuai keinginan kita, tentu kita harus tau sumber apinya. Jika kita ingin mengarahkan asap sesuai keinginan kita, kita harus tahu sumber apinya.
Kita telah menganalogikan pacaran dan rasa suka dengan asap dan api. Lalu, bagaimana cara kita mengendalikan apinya? Maka kita harus mengetahui tentang pergaulan. Pergaulan, gaul. Ada banyak definisi gaul dari banyak orang. Ada yang mendefinisikan bahwa gaul itu trendy, ada juga yang mendefinisikan banyak teman, dsb. Lalu, apa arti gaul sebenarnya? Apakah orang yang gaul itu orang yang funky? Lalu bagaimana orang Islam yang ingin gaul? Apakah dengan model rambut punk pake baju koko? Gaul bisa bermakna canggih, hebat, atau heboh. NAMUN, penyalahgunaan pergaulan yang terlalu bebas dan tidak bertanggung jawab dapat memberikan banyak dampak negatif. Contoh: ketika seorang pelajar mendapat beasiswa, dan beasiswanya tersebut tidak dipakai untuk 100% urusan kuliah, melainkan dipakai untuk membeli benda-benda yang CANGGIH, HEBAT, dan mengHEBOHkan. Inilah salah satu contoh GAUL yang tidak berTANGGUNG JAWAB. Kita juga bisa belajar dari kasus Nabi Adam ‘alayhis salam dan istrinya, karena kecintaan beliau terhadap istrinya, beliau tidak menolak ajakan istrinya untuk memakan buah surga yang terlarang. Tetapi Allah telah memaafkan keduanya.
Dampak negatif lain dari pergaulan yang kebablasan adalah seks bebas. Tahukah antum? 46% siswa/i Indonesia sudah melakukan seks di luar nikah dan 16% dari mereka telah melakukan aborsi. Hal ini, siapa yang dirugikan? Ya, wanita. Laki-laki mah enak aja, abis make langsung di buang, kayak ngisep rokok gitu.
Jadi bagaimana hukum pergaulan antara wanita dan pria? Halal atau haram? Kalo dihukumi haram, maka niscaya Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam tak akan beristri hingga beliau wafat. Terbukti beliau pernah beberapa kali berinteraksi dengan wanita, salah satunya adalah istri beliau yang pertama, yaitu Khadijah. Ketika remaja, beliau bekerja pada Khadijah untuk memperdagangkan barang dagangannya. Tentu hal ini membutuhkan interaksi yang akhirnya beliau menikah dengannya.
Maka, dari sini, kita mendapatkan teladan dari Rasulullah shollallahu ‘alayhi wa sallam tentang bagaimana interaksi antara pria dan wanita yang merupakan pergaulan antar sesama manusia. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, (artinya):
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” [QS. Al-Hujurat 49:13]
Maka, pergaulan itu merupakan kewajiban bagi sesama manusia untuk saling mengenal satu sama lain. Bukankah ada sebuah hadits yang menyatakan: “Barangsiapa memutus tali persaudaraan, maka bukanlah bagian dari umatku”?
Nah, ketika kita sudah mengetahui tentang kewajiban dalam bergaul terhadap sesama manusia, dan efek negatif dari pergaulan yang kelewat batas, lalu, bagaimana cara bergaul yang sesuai dengan syari’at?
Ini dia:
1. JAGA PANDANGAN
Allah berfirman, (artinya):
Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat“.
Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” [QS. An-Nuur 24:30-31]
Dalam artian, bukan berarti kita tidak boleh melihat sama sekali wajah lawan jenis. Tetapi, ketika muncul suatu rasa itu, segera palingkan pandangan. Seseorang diperbolehkan melihat wajah lawan jenis jika memang ada keperluan, misalkan seperti sahabat Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam dari kalangan anshor yang dia ingin menikah dengannya, kemudian Rasulullah memerintahkan kepadanya untuk melihat wajah si wanita terlebih dahulu.
2. JAGA AURAT
dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah salat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.” [QS. Al-Ahzab 33:33]
Namun yang anehnya, banyak cewek pake jilbab, tapi lekuk tubuhnya itu diperlihatkan. Tujuannya apa? Ada juga yang sudah pake jilbab lebar-lebar, tapi pake minyak sinyong-nyong segunung gajah. Kalo laki-laki memang sudah menutup aurat mereka dengan benar, karena saya (penulis blog) gak pernah lihat laki-laki di depan umum pake handuk yang pas-pasan nutup auratnya, yaitu dari puser ampe lutut. Maka dari itu, laki-laki menutup auratnya dengan cara menjaga sikap dan akhlak di hadapan wanita, jangan alay, jangan lebay.
3. ADIL DAN MENGHARGAI
Hai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barang siapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang lalim.” [Al-Hujurat 49:11]
Bertemanlah dengan siapa saja, dari Jawa, Madura, Dayak, Bugis, asal jangan olok-olokkan. Cuma gara-gara ditolak jadi pacar, eh di status facebook ditulis yang macem-macem. Cuma gara-gara ditolak jadi pacar, eh, tawuran antar genk. Gak jelas banget gitu…
4. JAGA BICARA
Hai istri-istri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah perkataan yang baik.” [QS. Al-Ahzab 33:32]
Biasanya, cewek kalo lagi cari perhatian, kalo ngomong suaranya dibikin gimana gitu. Jangankan ngomong, SMS pun tulisannya pake tulisan alay. Terus juga yang cowoknya, kalo udah jatuh cinta, pada pinter ngegombal kayak gini, “Bapak kamu tukang jual pangsit ya? Kok kamu tau? Iya, soalnya bibirmu merah seperti saos, matamu bulat seperti pentolan, rambutmu panjang terurai seperti mie, dan kulitmu hitam manis seperti kecap, aku jadi tergiur melihatmu sepertinya tergiurnya aku melihat jeruk nipis, setelah kucium ternyata rasamu pahit seperti sawi” (ini asli dari penulis blog). Rayuan gombal kayak gini yang bisa menggoda cewek.
5. JAGA HATI
(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.” [QS. Ar-Ra’d 13:28]
Maknanya, hati itu perlu asupan makanan, yaitu DZIKRULLAH, dzikir kepada Allah, mengingat Allah.
Jika kamu sanggup menjalani KELIMA persyaratan di atas ketika kamu sedang berduaan dengan pacar kamu, silahkan u lanjutken pacaranmu. Kalo gak bisa, ya BERHENTILAH PACARAN, karena itu bisa merusak kamu dan pacaran itu termasuk kegiatan maksiat.
Jumhur Ulama berpendapat, pacaran yagn bertujuan untuk sekedar ‘Just having fun’ hukumnya adalah HARAM. Namun, apabila pacaran yang dimaksud adalah Ta’aruf, hukumnya boleh. Untuk pembahasan lebih lanjut mengenai ta’aruf yang sesuai sunnah, mungkin bisa searching sendiri di google, atau tanya ama Pak Kiyai, guru ngaji, Pak Ustadz, dsb. (hati-hati, kadang ada Pak Ustadz yang lagi pacaran tapi katanya ta’aruf, banyak kok).
Bukan berarti kita tidak boleh mencintai lawan jenis. Cinta terhadap lawan jenis itu adalah fitrah manusia dan kewajiban, justru orang homo dan lesbi bisa kena adzab seperti kaum Nabi Luth. Namun, seperti yang dikatakan di atas tadi, apinya harus dikendalikan supaya asapnya bagus.
Say no to berdua, tetap suci sampai akad nikah, hati bebas bakteri!
Pacaran setelah menikah, itu lebih nikmat dan romantis, karena pengalaman pertama dan lokasinya pun strategis di atas tempat tidur tanpa khawatir harus aborsi, putus sekolah/kuliah, dimarahin mama-papa, masuk neraka, dsb. Semuanya HALAL.
Carilah jodohmu dengan cara yang baik, niscaya ALLAH akan memberikan yang terbaik.
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.” [QS. Ar-Rum 30:21]
Maka, biarkanlah indah pada waktunya……

Source : hannasislam.wordpress.com